Dalam pidatonya, Powell memperkuat pernyataan akan menurunkan suku bunga. Namun demikian, dia menolak memberikan kisi-kisi mengenai waktu dan besar suku bunga yang akan dipangkas.
“Sudah tiba saatnya kebijakan disesuaikan,” kata pemimpin bank sentral tersebut dalam pidato utamanya yang sangat ditunggu-tunggu pada pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole Wyoming, Kamis (23/8) waktu setempat, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (24/8).
Dia mengatakan, arah perjalanan suku bunga sudah jelas. Sementara waktu serta kecepatan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.
Saham Melonjak
Saham AS menguat pada penutupan perdagangan Jumat (24/8) karena pernyataan dovish atau pelonggaran kebijakan moneter dari Powell. Ketiga indeks saham utama AS melonjak setelah rilis pernyataan tersebut.
Dow Jones Industrial Average naik 462,3 poin, atau 1,14%, menjadi 41.175,08. Sementara naik 63,97 poin, atau 1,15%, menjadi 5.634,61. Nasdaq Composite naik 258,44 poin, atau 1,47%, menjadi 17.877,79.
Semua 11 sektor utama di S&P 500 mengakhiri sesi di wilayah positif, dengan saham real estat membukukan persentase kenaikan terbesar yaitu naik 2%.
“Penantian panjang telah berakhir. Ini adalah perubahan ke arah dovish yang telah ditunggu-tunggu oleh para pelaku pasar,” kata Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar di Carson Group di Omaha, AS, dikutip dari Reuters.
Detrick mengatakan, The Fed jelas beralih ke kubu dovish. Powell telah menegaskan dengan sangat jelas bahwa September akan menjadi awal dari berbagai pemotongan suku bunga yang akan dilakukan pada sisa tahun ini.
Harga Minyak Naik 2%
Minyak mentah ringan AS naik lebih dari 2% per barel setelah komentar Powell, Jumat (23/8). Harga minyak mentah Brent ditutup naik $1,80, atau 2,33%, pada US$79,02 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik $1,82, atau 2,49%, pada US$74,83.
“Perubahan yang dilakukan Federal Reserve itu nyata. Itu mempengaruhi semua komoditas,” kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group, seperti dikutip dari Reuters.
Harga Emas Diprediksi Terus Naik
Harga emas pada Jumat (23/8) naik 1% karena dolar dan imbal hasil Treasury turun setelah pernyataan Powell.
Harga emas spot naik 1,15% menjadi $2.511,91 per ons, tetapi turun dari rekor tertinggi $2.531,60 yang dicapai pada Selasa (21/8). Harga emas berjangka AS naik 1,19% menjadi $2.546,70.
“Pasar aset bereaksi baik, setidaknya pada awalnya, terhadap komentar Powell yang umum namun agak terbuka bahwa sudah saatnya kebijakan disesuaikan,” kata Tai Wong, Pedagang Logam Independen yang berbasis di New York, seperti dikutip dari CNBC.
Dia mengatakan, emas akan terus bergerak naik menjelang pertemuan Fed bulan September.
Dolar AS Jatuh
Indeks dolar turun 0,8% terhadap mata uang utama lainnya setelah pidato Powell. Sementara imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun juga menurun karena investor pemegang mata uang lain menilai emas lebih menarik.
Poundsterling naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Begitu juga yen yang menguat. Hal ini melemahkan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang,
“Saya pikir reaksi pasar, yaitu dolar sedikit melemah, imbal hasil obligasi sedikit menurun, sudah tepat. Powell tidak mengatakan ‘ya, kami akan melakukan tiga kali 50 basis poin untuk memulai siklus pelonggaran’,” kata Steve Englander, Kepala Penelitian G10 FX di Standard Chartered Bank di New York, seperti dikutip dari CNBC